OPTIMASI PRODUKSI BIOETANOL DARI UBI KAYU
(Manihot utilissima Pohl) MENGGUNAKAN
Aspergillus niger DAN Rhizopus oryzae
Bahan:
1. Umbi ubi kayu (Manihotutilissima Pohl.)
2. Isolat kapang (Aspergillus niger dan Rhizopus oryzae)
3. H2SO4 10%
4. Pereaksi Nelson Samogyi
5. Pereaksi Anthrone
6. Pereaksi arsenomolybdat
7. Amonium sulfat [(NH4)2SO4]
8. Pepton
Cara Kerja :
Persiapan Media Pati Ubi Kayu
• Pati ubi kayu dibuat dari umbi yang sudah tua dan bagus.
• Umbi dibersihkan dan dikupas kulitnya.
• Umbi ubi jalar kemudian dicuci, dikeringkan, dan diparut atau dihaluskan.
• Umbi hasil parutan ditambahkan air dengan perbandingan 1:1, diremas dan disaring.
• Endapan hasil saringan dibiarkan mengendap dalam wadah selama 24 jam Air hasil endapan dibuang dan filtrat pati dipanaskan hingga kering di dalam oven.
Hidrolisis Pati dengan Asam dan Enzim
• Dibuat larutan pati dengan menimbang 12,5 g pati ubi kayu yang dilarutkan dengan 100 ml akuades.
• Kemudian ditambahkan 0,5 N HCl sebanyak 25 ml.
• Larutan kemudian dihidrolisis pada suhu 1150 C selama 1 jam pada tekanan 1 atm.
• Larutan diangkat, didinginkan dan dinetralisasi dengan Na2CO3 10%.
• Dianalisis kadar gula reduksi dan gula total untuk hidrolisis asam.
• Pada hidrolisis dengan enzim, masing-masing larutan hasil hidrolisis asam (± 135 ml) ditambahkan 10% (v/v) isolat Aspergillus niger, Rhizopus oryzae, dan kombinasi keduanya.
• Hidrolisis dilakukan pada suhu ruang selama 72 jam dengan agitasi 120 rpm.
• Larutan hasil hidrolisis dianalisis gula reduksinya.
Penentuan Kadar Gula Pereduksi Metode Nelson Somogyi
• Kurva standar digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara absorban dan konsentrasi glukosa.
• Selanjutnya 1 ml sampel ditambahkan dengan 1 ml pereaksi Nelson.
• Jumlah gula pereduksi dari sampel ditentukan berdasarkan OD larutan sampel dan kurva standar larutan glukosa.
Fermentasi Etanol
• Medium fermentasi volume ± 148 ml dengan kadar gula pereduksi tertinggi hasil hidrolisis asam dan enzim difiltrasi dan ditambahkan 1% (b/v) pepton dan 4% (b/v) ammonium sulfat sebagai nutrisi.
• Setelah itu, medium diatur pHnya menjadi 4,6-4,8.
• Kemudian medium ditambahkan isolat khamir Saccharomyces cereviceae sebanyak 10% (v/v).
• Selanjutnya kadar etanol diukur pada jam ke 24, 48, dan 72 jam untuk masing-masing fermentor yang berbeda.
• Selanjutnya dilakukan distilasi dan dehidrasi secara sederhana.
• Etanol yang dihasilkan dianalisis menggunakan kromatografi gas.
Sumber : Jurnal Lily Surayya Eka Putri dan Fachruroji Program Studi Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir.H.Djuanda No.95 Ciputat 15412 E-mail: lsurayya@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar